Mata Pelajaran : Informatika Elemen : Algoritma dan Pemrograman Sekolah : SMK SMA MA Kelas : 10 TOPIK : swtich case | default break Projek : Kalkulator sederhana Tugas: Buatlah program kalkulator sederhana dengan menggunakan Bahasa Pemrograman C untuk operasi penghitungan Penjumlahan, Pengurangan, Perkalian, Pembagian dan Modulus (selisih bagi) Jawab: // Online C++ compiler to run C++ program online #include <iostream> #include <stdio.h> int main() { // Write C++ code here std::cout << "Hello SMKN 1 KEPANJEN\n"; int...
VISUALISASI
KONSEP
A.
Pengatar Visualisasi Konsep
Manusia
memiliki naluri untuk menyampaikan gagasan dalam bentuk visual. Sejarah telah
membuktikan bahwa manusia lebih dahulu mengenal simbol atau gambar untuk mengomunikasikan
gagasan kepada orang lain. Hal ini membukti-kan bahwa manusia merupakan makhluk
yang akan lebih cepat mencerna makna melalui rangsangan visual daripada
tulisan.
Penyampaian
idé secara visual meliputi visualisasi 2D dan visualisasi 3D. Bentuk informasi
2D yang statis (tidak bergerak) disebut dengan infografik, sedangkan yang dinamis
(bergerak) berbentuk animasi teks dan gambar disebut motion graphic. Perkembangan
teknologi saat ini telah mengubah cara menyampaikan gagasan visual menjadi sangat
menarik. Sebagai contoh adalah visualisasi video iklan dengan teknik animasi.
B.
Meneroka Visualisasi
Animasi
3D merupakan teknik yang populer untuk memvisualkan gagasan atau informasi
lainya. Pada umumnya animasi 3D dibuat untuk membuat film animasi cerita. Dalam
kaitannya dengan simulasi visual dalam mata pelajaran Simulasi dan Komunikasi Digital,
animasi 3D difokuskan pada visualisasi objek.
Konsep
visual 3D berfungsi sebagai media untuk mengomunikasikan gagasan atau konsep
dalam bentuk simulasi dalam format digital. Bentuk konsep visual biasa kita temukan
pada iklan, presentasi produk, dan visual guide (aturan pakai). Peran
konsep visual ini sangat membantu memperjelas pemahaman penerima informasi.
Pada penerapan visual guide biasa ditemukan dalam pembuatan tutorial
atau proses kerja suatu alat dan bagaimana penggunaan serta perawatannya.
Kemajuan
teknologi grafik animasi 3D atau yang biasa disebut dengan visualisasi 3D (3D visualization)
mendukung tampilan untuk menjelaskan suatu kejadian atau proses secara lebih
nyata dan rinci. Era digital saat ini menuntut konten yang lebih dari hanya sekadar
sebuah teks dan gambar grafik 2D. Hal ini didukung oleh software pembuat
animasi 3D yang sangat beragam. Perangkat elektronik sudah mampu membaca bahan
ajar digital seperti ebook dengan ekstensi format file .EPUB (electronic
publication) yang di dalamnya tidak hanya teks dan gambar melainkan juga
mampu membaca format video. Dalam hal ini, simulasi visual 3D dapat melengkapi
konten pembelajaran menjadi lebih menarik.
Bentuk
Visualisasi
Visualisasi
2D: Visualisasi 2D adalah sebuah ilustrasi suatu benda dengan citra 2 dimensi,
mempunyai sudut pandang x dan y.
Visualisasi
3D: Visualisasi 3D adalah sebuah ilustrasi suatu benda dengan citra 3 dimensi,
mempunyai sudut pandang x, y dan z. Tampilan visual lebih realis dan dapat diberikan
cerita sesuai dengan tiruan benda nyata. Visualisasi 3D biasanya berupa animasi
yang menceritakan proses kerja.
Visualisasi
Statis: Visualisasi statis adalah visualisasi tak bergerak. Bentuk visual ini biasanya
digunakan untuk infografis seperti poster, pamflet, 3D still image dan flyer.
Fungsi
dari visualisasi statis adalah sebagai alat komunikasi dalam media cetak yang bersifat
statis (non-animasi).
Visualisasi
Dinamis: Visualisasi dinamis adalah visualisasi berbentuk animasi 2D dan 3D
yang biasa disebut motion graphic dan presentasi video. Visualisasi ini
terdapat pada media web, videotron, dan iklan televisi. Fungsi
visualisasi dinamis lebih ekspresif karena memungkinkan memberikan informasi
dengan efek animasi yang lebih baik.
Presentasi
video pada Simdig merupakan cara untuk dapat mengomunikasikan gagasan melalui
bentuk video. Presentasi video dapat menampilkan cara kerja sebuah produk,
proses dari pekerjaan, atau proses jasa. Dalam mengomunikasiskan gagasan dalam bentuk
video haruslah bersifat sederhana dan mudah dimengerti oleh penerima informasi.
Proses
dalam pembuatan presentasi video dimuali dari pencarian idé, pembuatan sinopsis,
pembuatan naskah, pengambilan gambar (shooting), dan penyuntingan
gambar.
Proses
ini biasa dinamakan proses praproduksi, proses produksi, dan proses
pascaproduksi.
Adapun
prosesnya terdiri atas pengambilan gambar yang dilakukan dengan kamera video, baik
yang terpasang pada telpon genggam atau perkakas elektronik (gadget)
lainnya, maupun pada kamera khusus untuk perekam video, termasuk camcorder.
Selain
menggunakan perangkat pengambil gambar dengan perkakas elektronik (gadget),
juga dapat menggunakan screen recording. Screen recording adalah pengambilan gambar
dari layar komputer dengan menggunakan aplikasi rekam layar dan dapat ditambahkan
penggunaan lensa yang terpasang pada laptop atau webcam yang sengaja dipasang
untuk perekaman gambar. Setelah mendapatkan hasil rekaman, gambar akan diedit,
disatukan, ditambah (jika ada) dengan teks, audio, dan animasi. Proses
penyuntingan akan menggunakan Windows Movie Maker.
Manusia
sebagai mahluk visual dapat dengan mudah mendapatkan informasi dengan melihat
sesuatu yang “hidup”, bergerak dan bersuara. Untuk mengomunikasikan suatu ide atau gagasan dengan lebih efektif
maka diperlukan sebuah presentasi dalam bentuk video yang dapat mengetengahkan
gambar bergerak sekaligus suara yang diperlukan.
Pada
awalnya dulu gerakan hanya dapat ditangkap dan diujudkan kembali melalui pemutaran
pita seluloid (celluloid) yang kita sebut film. Film yang pertama hanya berisi gambar
bergerak tanpa suara. Dalam perkembangannya, film dapat juga menampung suara.
Pita
celluloid digantikan dengan pita magnetik yang mampu merekam gerakan dan suara.
Perkembangan terakhir yang terjadi adalah penggantian pita magnetik dengan
rekaman data digital. Rekaman gerak dan suara dalam bentuk data digital dapat
dilakukan dengan mudah dan murah karena semakin berkembangnya perangkat jinjing
(gadget) yang dilengkapi dengan lensa.
Berbagi
informasi kepada pihak lain merupakan kebutuhan manusia sebagai makhluk sosial,
terutama setelah memasuki era informasi. Salah satu bentuk berbagi informasi adalah
mengomunikasikan gagasan atau konsep. Dalam perkembangannya, mengomunikasikan
gagasan atau konsep memiliki tujuan memasarkan produk. Bahkan, tujuan-tujuan
yang tersirat lainnya sering bersembunyi di balik tujuan tersebut.
Di
antara para penggagas dan (sedikit) penyusun konsep justru kemampuan mengomunikasikan
ini menjadi salah satu kelemahan. Banyak para pembuat produk yang tidak mampu
mengomunikasikan produknya dengan baik atau tidak memiliki waktu banyak
mengomunikasikan produknya dengan cara yang ‘menjual’.
Bahkan banyak para penggagas
yang tidak mengacuhkan kemampuan berkomunikasi.
Salah
satu tujuan presentasi video adalah membantu mengomunikasikan gagasan atau konsep
melalui video, sebagai media dengar-pandang (audio-visual). Gagasan berbentuk produk
benda jadi atau konsep dalam bentuk pelayanan (services) atau cara kerja akan menjadi
lebih mudah dikomunikasikan dalam bentuk presentasi video.
Dengan
demikian, ciri-ciri presentasi video adalah:
- mengomunikasikan
ide;
- menunjukkan
solusi;
- mengomunikasikan
produk dan jasa;
- menunjukkan
cara kerja.
Presentasi
video seyogyanya mudah dibuat, bersifat spontan, dan mengakomodasi ide pembuat.
Alat yang digunakan adalah alat yang tersedia dan terjangkau. Proses pembuatan presentasi
video haruslah dirancang dalam bentuk sederhana dan memperhatikan hal-hal
berikut:
- tidak
terpaku pada teknik pengambilan gambar yang rumit;
- teknik
pengambilan gambar harus menjamin efektivitas komunikasi;
- pencetus ide harus terlibat dalam proses, dapat berlaku sebagai sutradara ataupun pemain bahkan sebagai editor.
Hal
yang harus diperhatikan pada presentasi video produk benda jadi atau cara
kerja.
- Alur
presentasi logis, dimulai dari masalah (bila perlu didramatisasi seperlunya), ditunjukkan
solusinya berupa gagasan yang akan dikemukakan.
- Menggunakan
urutan (sequence) naratif, urutan deskriptif, dan urutan penjelasan (explanatory)
dengan titik berat pada urutan deskriptif.
- Urutan
terjaga kontinuitasnya.
- Narasi hanya mengantar dan menjelaskan hal-hal tertentu. Tidak mendominasi seluruh tayangan. Narasi menggunakan kata-kata lugas dan bukan mengomentari tampilan gambar.
- Narasi dipersiapkan melalui naskah narasi tersendiri. Penempatan kalimat kunci harus tepat, memiliki gaya bercerita yang kuat.
- Dapat
menggunakan kesaksian orang terkenal, atau ilmuwan atau praktisi.
- Pada
tahap simpulan, ditutup dengan narasi yang kuat, berpengaruh, menggunakan gambar
yang jelas, back sound yang sesuai.
C.
Praproduksi
1.
Sinopsis
Sinopsis
merupakan alur cerita yang dijelaskan secara singkat. Dalam pembahasan ini, sinopsis
mengarah pada alur cerita film atau animasi yang dijelaskan dalam tulisan
singkat sehingga penonton mampu memahami isi cerita yang disampaikan dalam
film. Dalam fungsi lain, sinopsis juga dapat digunakan sebagai ringkasan cerita
untuk mengarahkan penulis naskah.
Sinopsis
yang baik mampu menjelaskan cerita secara utuh. Dalam pembuatan sinopsis,
keindahan gaya bahasa, penjelasan secara rinci kejadian dalam alur cerita disusun
dengan menggunakan bahasa yang lugas sehingga tidak menimbulkan bias makna. Biasanya
sinopsis hanya dibuat satu hingga dua halaman saja.
Untuk
membuat sinopsi yang menarik perlu adanya dramaturgi. Dramaturgi adalah alur
emosi dalam sebuah cerita. Ada yang mengistilahkan dengan naik-turunnya plot,
atau naik-turunnya alur cerita, atau naik turunnya sensasi dramatik dalam
sebuah cerita.
2. Naskah
Naskah
adalah suatu teks yang berisi gambaran yang akan terlihat di layar. Naskah dibuat
agar seluruh pedukung dalam pembuatan video paham secara rinci dari presentasi yang
akan disampaikan. Penulisan naskah dapat disederhanakan sesuai keperluan, sepanjang
dimengerti oleh pendukung yang akan memproduksi dalam pembuatan video.
Sebelum
menulis naskah, seseorang harus memahami terlebih dahulu karakteristik media
audio visual. Karakteristik Media Audio Visual adalah sebagai berikut.
1) Media
Audio Visual lebih mengutamakan visual dari pada suara, meskipun tidak bisa lepas
dengan suara yang berperan melengkapi informasi atau pesan visual.
2) Informasi
yang disampaikan dapat berupa gambar/visual fakta, kejadian nyata, ataupun
sebuah fiksi/gagasan kreatif.
3) Melalui
Media Televisi, program audio visual dalam setiap kali siar atau tayang dapat ditonton
oleh berjuta–
juta orang dalam waktu
yang sama.
4) Media
Audio Visual dianggap sebagai media komunikasi dan informasi yang paling efektif
dibanding dengan media komunikasi dan informasi yang lain.
5) Program
yang dikemas dalam format VCD atau DVD dapat ditonton berulang-ulang dan mudah
digandakan.
6) Dampak
program audio visual cukup tinggi. Sebelum diedarkan atau disiarkan harus benar-benar
tidak ada kesalahan informasi. Jika terjadi kesalahan dan terlanjur disebarkan
atau disiarkan akan sulit untuk meralatnya.
7) Memproduksi
program audio visual memerlukan waktu yang relatif lama. Jenis Naskah:
Noncerita, Berita (Dokumenter; Feature; Reality Program), Cerita
(Cerita/Drama;
Hiburan; Musik; Lawak; Kuis), Iklan Layanan Masyarakat.
Naskah/skenario
dalam mata pelajaran Simulasi Digital bersumber dari
IDÉ/GAGASAN/REKAAN,
kecuali format DOKUDRAMA.
Komentar